Pilihtitik fokus yang di tengah 2. Setelah shutter ditekan separuh dan fokus terkunci, kamera digerakkan atau berpindah tempat. Hal ini mungkin bagi yang sudah cukup mengerti poin pertama tadi, tapi saat kamera sudah mengunci fokus, orang yang memegang kamera malah bergeser atau kameranya digerakkan.
Saat menghidupkan kamera Sony a5000, kamu tidak perlu bingung untuk melakukan pengaturan apa pada kameramu. Pada dasarnya pengaturan kamera mirrorless Sony ini bisa diakomodasi dengan mudah seperti mengoperasikan kamera digital. Bagaimana cara setting kamera Sony a5000 untuk pemakaian pertama? Pengaturan waktu untuk mempermudah pencarian gambar Ilustrasi Sony Ketika pertama kali menghidupkan kamera, kamu akan diminta untuk melakukan pengaturan tanggal, waktu dan zona waktu. Perlukah kamu melakukannya? Setting kamera Sony a5000 kamu justru harus dimulai dengan memasukkan informasi tersebut. Hal ini akan dijadikan acuan karena semua gambar yang diambil akan memiliki stempel waktu. Untuk waktu ke depannya, hal ini akan mempermudah kamu untuk menemukan foto favorit yang pernah dipotret. Setelah pengaturan tersebut dilakukan, tekan tombol Menu untuk masuk ke dalam pilihan pengaturan pengambilan gambar. Sesuaikan mode pengambilan gambar dengan objek yang kamu inginkan Ilustrasi Sony Pengambilan gambar menggunakan kamera Sony a5000 bisa kamu pilih menggunakan mode Intelligent Auto i. Mode ini bisa kamu pilih ketika ingin mengambil beberapa foto tanpa harus membuat tangkapan foto yang spesifik. Untuk kamu yang baru mulai menggunakan kamera, mode ini bisa kamu aplikasikan untuk mencoba teknik-teknik pengambilan gambar berdasarkan objek foto. Kamera Sony a5000 akan mendeteksi secara otomatis mode pengambilan gambar yang sesuai dengan objek foto di hadapanmu. Jika kamu ingin memotret exposure yang lebih lebar dengan komposisi lapisan dengan jangkauan dinamis yang lebih tinggi, kamu bisa memilih mode Superior Auto i+. Menentukan pengaturan ukuran gambar image size Ilustrasi Sony Apa pengaruh ukuran gambar pada kualitas foto? Semakin besar ukuran gambar, semakin detail pula tampilan gambar yang akan direproduksi saat foto dicetak. Sementara itu, semakin kecil ukuran gambar, maka semakin banyak gambar yang bisa kamu ambil. Ukuran gambar bisa dipilih berdasarkan aspek rasio sensor, untuk rasio 32, maka kamu bisa memilih ukuran gambar sebagai berikut L 24 megapiksel atau 6000×4000 piksel M 12 megapiksel atau 4240×2832 piksel S megapiksel atau 3008×2000 piksel Sementara untuk aspek rasio gambar 169, kamu bisa memilih ukuran gambar berikut ini L 20 megapiksel or 6000×3376 piksel M 10 megapiksel atau 4240×2400 piksel S 5,1 megapiksel atau 3008×1688 piksel Perlu diperhatikan bahwa ketika kamu mengatur kualitas gambar pada mode RAW atau RAW&JPEG, pengaturan ukuran gambar akan diatur secara otomatis pada ukuran L. Jika kamu mengalami hambatan pada ruang penyimpanan di dalam SD card, kamu bisa memilih pengambilan gambar pada ukuran S. Baca juga Tips untuk Mengoptimalkan Fungsi Kamera Samsung Galaxy Perbedaan format foto RAW dan JPEG Ilustrasi Sony Mengapa format penyimpanan foto dari kamera Sony a5000 kamu perlu disesuaikan? Hal ini akan berkaitan dengan proses yang ingin kamu lakukan setelah memotret. Jika foto tersimpan pada format RAW, gambar akan menyimpan semua informasi yang diabadikan kamera saat pengambilan gambar. Kualitas gambar yang dihasilkan juga akan menjadi lebih baik ketika kamu ingin melakukan proses editing melalui aplikasi Adobe Lightroom atau semacamnya. Sementara itu, jika foto tersimpan dengan format JPEG, foto yang tersimpan adalah gambar yang sudah di-compress format foto tersedia dalam format FINE dan STANDARD, format FINE berkualitas lebih tinggi dibandingkan STANDARD. Penyimpanan gambar dengan format JPEG dapat lebih menghemat ruang penyimpanan pada SD card. Namun, format penyimpanan ini kurang sesuai jika setelahnya kamu melakukan proses editing. Foto dengan format JPEG juga akan mengakomodasi pengurangan noise pada kamera yang bisa kamu sesuaikan dengan kebutuhan penggunaan. Jika pengaturan tadi sudah disesuaikan dengan kebutuhan, selanjutnya kamu hanya perlu berlatih dalam mengeksplorasi setiap fitur kamera. Jika kamu sudah mengenal fiturnya, kamu tidak akan kesulitan untuk menggunakan kamera meski dengan menggunakan lensa yang berbeda.
BeliCamera Sony A5100 Online terdekat di Semarang berkualitas dengan harga murah terbaru 2022 di Tokopedia! Pembayaran mudah, pengiriman cepat & bisa cicil 0%. Download Tokopedia App. Tentang Tokopedia Mitra Tokopedia Mulai Berjualan Promo
Sony A5100 terkenal karena teknologi yang di dalam kamera ini banyak kesamaannya dengan Sony A6000, yang pernah saya bahas karena kinerjanya sangat baik. Ada tiga hal yang mirip dengan A6000, yaitu sensor gambarnya APS-C 24 MP, prosesor BionZ-X dan autofocus hybrid yang mumpuni untuk mengikuti subjek yang bergerak. Tapi fisik kamera ini jauh berbeda dengan Sony A6000, melainkan lebih menyerupai Sony A5000 yang ukurannya relatif kecil. Tidak sedikit teman dan saudara saya mengira Sony A5100 adalah kamera compact. Selain ukuran fisik yang kecil, bobot kamera ini juga ringan yaitu 223 gram, 399 gram dengan baterai dan lensa kit 16-50mm f/ OSS. Tata letak tombol dan tuas mirip seperti Sony A5000. Pada intinya, A5100 adalah kamera yang mengadopsi sebagian besar teknologi A6000 tapi fisiknya seperti A5000. Oleh sebab itu banyak orang mungkin salah sangka mengira A5100 ini adalah penerus A5000. Tapi sebenarnya A5100 adalah pengganti Sony NEX 5T. Sony A5000 akan terus diproduksi dan dijual bersama dengan A5100 dan A6000. Sony tampaknya sudah meninggalkan konsep desain NEX 5. Dari fisiknya, Sony A5100 banyak perbedaannya dengan NEX 5T. Beberapa perbedaan kunci yaitu di A5100, misalnya sudah ada flash terpasang di atas kamera, jadi tidak perlu pasang flash external seperti di NEX 5T. Perbedaan lain yang cukup signifikan yaitu bahan kamera. NEX 5 mengunakan bahan logam magnesium alloy, sedangkan A5100 plastik. Tekstur badan kamera Sony A5100 ini bervariasi tergantung dari warna yang dipilih. Warna putih mulus. Titanium teksturnya sangat halus, berkesan seperti logam, dan yang berwarna hitam teksturnya kasar, seperti kulit jeruk. Saya pribadi menyukai yang teksturnya kasar supaya tidak licin saat dipegang, dan warna hitam lebih low profil saat foto candid/street photography. Slot memory card berada di sebelah kiri kamera, sama seperti A5100 dan tidak seperti NEX 5T yang terletak di bawah kamera dengan baterai, sehingga memudahkan untuk menukar memory card, terutama saat kamera sedang didudukkan diatas tripod. Bagi saya hal ini desain yang lebih baik. Sayangnya, tidak ada opsi nuntuk memasangkan optional electronic viewfinder seperti di NEX 5T. Seperti tren kamera mirrorless saat ini, layar LCD di Sony A5100 pun bisa diputar sampai 180 derajat, hal ini untuk mengakomodir pengguna kamera yang suka selfie. Sony A5100 juga memiliki beberapa fitur baru yang tidak kita dapati di A5000 atau A6000, yaitu touch LCD. Fitur ini memang sudah ada di Sony NEX 5T, tapi yang di A5100 jauh lebih sensitif dan responsif. Touch LCD bisa digunakan untuk menentukan area fokus dan bisa juga untuk fokus+memotret seperti layaknya mengunakan kamera ponsel. Sayangnya, touch LCD ini masih terbatas fungsinya, misalnya kita tidak bisa mengganti setting aperture, shutter speed atau memilih item di menu dengan menyentuh. Tombol yang tersedia di A5100 tidak sebanyak kamera canggih seperti Sony A6000, tapi cukup menurut saya, karena ada dua tombol yang bisa diprogram sesuai keinginan/kebiasaan. Secara default, tombol tengah adalah akses langsung ke shooting mode, karena A5100 tidak punya mode dial. Lalu tombol ? help guide juga bisa di ganti fungsinya. Saya biasanya mengubah kedua tombol ini menjadi akses langsung ke focus mode dan focus area. Karena kedua fungsi itu yang sering saya ubah. Tapi untungnya, banyak sekali fungsi yang bisa dipilih, tidak seperti kebanyakan kamera lain pilihannya sangat terbatas. Saya mengharapkan ada tombol Fn seperti di Sony A6000, atau NEX 5T, tapi sayangnya A5100 tidak ada. Sebagai enthusiast photographer saya agak menyesalkan ketiadaan tombol Fn, tapi saya juga memahami bahwa Sony A5100 dirancang untuk casual shooter, yang mungkin bagi mereka tidak terlalu banyak ganti setting dan kebanyakan mengunakan mode auto saja. untuk segmen tersebut, sepertinya tidak akan ada masalah. Kinerja Kinerja/kecepatan operasi kamera khususnya autofokus sangat cepat untuk kelas kamera mirrorless pemula. Untuk startup waktu menghidupkan sampai kamera siap untuk motret agak sedikit lambat, perlu menunggu sekitar 3-5 detik. Tapi setelah menyala dan saat memotret, kamera ini kinerjanya cepat dan hampir tidak ada waktu jedanya. Saat memotret dengan format RAW, kita perlu menunggu kurang lebih 1-2 detik untuk menampilkan hasil foto di layar LCD. Sony mengklaim kecepatan autofokusnya detik sedikit lebih lambat dari A6000 yang mengklaim detik. Dalam praktisnya, sama-sama terasa sangat cepat. Hanya saja saat memotret dengan bukaan yang kecil f/8-f/16, atau di kondisi yang sangat gelap, sistem autofokus berubah menjadi contrast detect yang jauh lebih lambat dan sering “hunting” deteksi fokus bolak balik. Kualitas gambar Untuk menguji seberapa banyak data yang bisa dikumpulkan sensor gambar dan prosesor, kita harus melihat RAW imagenya, sayangnya saya belum bisa memproses RAW file karena software Lightroom v yang biasa saya pakai belum bisa membacanya. Jadi foto-foto dibawah adalah hasil foto JPG yang belum begitu fleksibel untuk diolah/edit. Seperti kamera Sony pada umumnya, warna-warna yang diproduksi sangat vibrant cerah/hidup. Untuk menguji kamera ini, saya bawa kamera ini dua kali, pertama ke air terjun, kedua ke danau dan kebun teh Pangalengan, Jawa Barat. Saya mendapati untuk biru langit saturasinya lebih tinggi dari pandangan mata saya. Contoh foto dengan warna langit yang biru banget. Dengan lensa Sony Zeiss 24mm f/ Lensa yang sangat tajam Di dalam ruangan dengan cahaya yang cukup terang, misalnya lampu neon di dalam kantor, ISO 3200 masih cukup bagus dan noise tidak terlalu banyak yang terlihat. Di lapangan, dalam kondisi cahaya yang gelap, seperti malam hari, kualitas dan ketajaman foto masih baik sampai ISO 1600. Kualitas gambar mulai menurun karena munculnya noise yang cukup banyak di ISO 3200-6400, baik yang bintik-bintik maupun warna chroma noise. Detail banyak yang hilang saat mengunakan ISO 12800 dan 25600 dan noise sangat banyak. Beberapa foto di ISO tinggi terlalu oversharpened terlalu dipaksa tajam sehingga muncul artifact yang bergerigi saat di zoom 100%. Yang saya cukup kagum adalah integritas warna masih cukup baik dan tidak pudar/berubah sampai dengan ISO 12800. Amannya, foto dengan ISO 1600 atau lebih rendah jika tidak terpaksa. Kondisi cukup gelap setelah matahari tenggelam dengan ISO 3200. Lensa Sony Zeiss 24mm f/ Sharing pengalaman memotret dengan Sony A5100 Saya membawa Sony A5100 dan beberapa lensa ke air terjun Cilember yang bertingkat 7. Biasanya kalau bawa satu set kamera, beberapa lensa dan tripod, saya sudah kecapean saat tiba di air terjun yang kedua tapi dengan A5100 yang ukuran dan bobotnya sangat kecil, saya bisa teruskan sampai air terjun keempat. Jika dibandingkan, jika saya membawa kamera DSLR beratnya kurang lebih 5 kg, tapi dengan kamera ini dan beberapa lensa, total berat bawaan saya hanya sekitar 2 kg. Dengan bawaan yang lebih ringan, saya lebih bisa menjaga stamina tanpa mengorbankan kualitas gambar. Fungsi HDR otomatis Sony A5100 cukup bagus untuk menyeimbangkan pencahayaan. Bagian yang tadinya gelap jadi terlihat detailnya dengan lengkap. Setting HDRnya +6. Lensa Zeiss Touit 12mm f/ Sebagai perbandingan, yang ini tanpa mengaktifkan fungsi HDR. Kondisi cahaya saat itu memang terlalu kontras dan keras. Biasanya yang menjadi masalah kamera compact/mirrorless adalah saat bertemu cahaya matahari yang sangat terang, sulit sekali untuk melihat dengan jelas komposisi gambar di layar LCD. Di menu, saya bisa memilih “Sunny Weather” di bagian monitor brightness. Dengan sekejab layar monitornya menjadi sangat terang dan kontras. Saya jadi gak kesulitan lagi mengkomposisikan foto, dan tidak terlalu merasa kehilangan jendela bidik. Seperti kamera mirrorless lainnya, daya tahan baterainya relatif cepat habis. Satu baterai paling-paling hanya cukup untuk 150-200 foto saja, maka itu saya selalu membawa cadangan baterai. Jika motretnya intensif, seperti untuk liputan, dokumentasi dari matahari terbit sampai malam, mungkin butuh beberapa baterai cadangan dan charger/power bank untuk jaga-jaga. Untuk charge baterai, bisa langsung dengan menghubungkan kamera via kabel ke stop kontak. Cara lain dengan mengunakan external charger, tapi sayangnya tidak termasuk dalam paket pembelian kamera. Saya juga membawa A5100 ini ke Pangalengan, Jawa Barat dan memotret dari sebelum matahari terbit sampai tenggelam. Saat kondisi cahaya sangat minim, sulit untuk autofokus, tapi masih bisa manual fokus. Untuk manual fokus, kamera ini cukup baik, karena saat kita memutar ring fokus lensa, akan ada petunjuk jarak fokus dalam satuan meter di layar LCD yang bagi saya sangat membantu. Memang, layar LCD agak sulit terlihat karena noise bintik-bintik di layar juga banyak. Saat itu saya sempat merindukan jendela bidik optik DSLR. Setelah cahaya matahari mulai naik dan langit lumayan terang, autofokus A5100 ini bekerja dengan baik kembali. Setelah matahari terbit, iseng-iseng, saya pasang lensa Nikon AIS 135mm dengan adapter untuk memotret nelayan dan pemandangan di sisi lain danau. Karena bukan lensa nativenya Sony, maka harus manual fokus. Jika fokusnya tepat, hasilnya tajam dan memuaskan. Pagi hari di Situ Cileunca, cahaya di badan perahu adalah cahaya dari senter. Kondisi cahaya masih sangat gelap. Kira-kira jam 5 pagi hari. ISO 400, f/ 30 detik. Lensa Zeiss Touit 12mm f/ Sony A5100 dengan Nikon AIS 135mm f/ jaman film. ISO 200, 1/500 detik f/nya lupa karena gak ke record di EXIF. Kabut agak tebal di pagi hari itu. Secara keseluruhan, saya cukup senang dengan kemampuan kamera ini menangkap warna-warna yang cerah. Soal palet warna sebenarnya tergantung selera juga, kalau tidak suka warna yang terlalu cerah, bisa motret dengan RAW lalu baru di olah di Photoshop/Lightroom atau software lainnya. Apps Salah satu yang menyenangkan untuk dicoba-coba adalah aplikasi-aplikasi Apps. Pada dasarnya Apps adalah aplikasi yang bisa kita download ke kamera. Setiap Apps memiliki fungsi yang berbeda-beda, misalnya Motion shoot, timelapse, light shaft, focus bracketing, smart remote. dll. Sebagian gratis, sebagian bebayar. Jumlah Apps meningkat jumlahnya dan saya menyambut positif hal ini karena dengan Apps baru, kamera kita seperti mendapat tambahan fitur baru, dan Apps juga akan sangat memudahkan kita mendapatkan hasil yang unik tanpa harus mengedit di software. Apps di kamera Dari sejumlah aplikasi tersebut, favorit saya adalah multiple exposure. Contoh-contoh hasil fotonya sebagai berikut. Proses pembuatan foto multiple exposure yaitu 1. Foto siluet, 2. foto pemandangan/tekstur/langit. Lensa Sony Zeiss 24mm f/ Hasil Multiple Exposure. Gabungan dua foto diatas yang diproses secara otomatis oleh Sony. Catatan Bagian bawah foto saya crop sehingga aspek rasionya jadi 43. Foto oleh Iesan Liang Untuk penggemar video, ada beberapa fitur yang menarik dibandingkan dengan kamera Sony A6000 dan A5100. Kamera Sony A5100 bisa merekam secara sekaligus dua format, yaitu XAVCS dan MP4 sekaligus. Yang MP4 biasanya ukurannya kecil sehingga mudah di share, dan yang XAVCS datanya besar, enak untuk mengolah/editing. Fitur Zebra juga ada untuk memeriksa bagian highlight yang terang. Cocok untuk siapa? Sony A5100 ini cocok untuk penggemar fotografi atau masyarakat awam yang menyukai kamera yang kinerja, kualitas gambar yang bagus tapi ingin kamera yang sekecil dan seringan mungkin. Kamera ini juga bagus bagi yang mencari badan kamera dengan harga yang tidak terlalu tinggi untuk dipasangkan dengan berbagai lensa yang telah dimiliki. Bagi fotografer yang lebih berpengalaman, biasanya akan lebih cocok dengan kamera Sony A6000 yang memiliki jendela bidik elektronik dan tombol-tombol yang lebih banyak. Bagi saya, kamera ini bagus untuk perjalanan yang cukup sulit seperti mendaki gunung, ke air terjun, atau saat saya ingin jalan-jalan santai untuk hunting foto/street photography. Kelebihan dan kekurangan Sony A5100 Ukuran relatif ringan dan kecil Kualitas gambar bagus di kelas mirrorless dan DSLR, resolusi tinggi 24 MP. Kinerja autofokus sangat cepat dan mumpuni untuk subjek bergerak Layar LCD “Sunny Weather” sangat terang dan kontras Lengkap dengan WiFi untuk transfer file dan remote Rentang ISO untuk foto low light besar Kualitas gambar di ISO tinggi 1600-3200 cukup baik terutama warnanya masih terjaga Ada dua tombol yang bisa diprogram Touch focus dan shutter sensitif sangat membantu Layar LCD bisa diputar ke atas untuk selfie/candid Built-in flash yang bouncing diarahkan keatas Kecepatan foto berturut-turut relatif cepat Fitur untuk movie cukup lengkap XAVCS, dual format record, Zebra Kekurangan Sony A5100 Tidak ada Fn Quick menu Bahan kamera dari plastik Tenaga flash relatif lemah GN 4 Tidak ada hotshoe atau opsional connector untuk jendela bidik/flash external Kapabilitas touch screen terbatas lebih ke fokus dan shutter saja. Waktu startup agak lambat 3-5 detik Saat memasukkan memory card baru harus tunggu kameranya membuat database file. Ini agak lama, sekitar 4-5 detik. Autofokus jadi lambat saat mengunakan bukaan kecil f/16 misalnya. External charger tidak termasuk dalam paket Tidak ada kamera yang sempurna, termasuk Sony A5100, tapi menurut saya kamera ini memiliki keseimbangan yang baik antara kualitas, kinerja dan portabilitas. Hal-hal penting seperti kualitas gambar dan kinerja autofokus sangat baik, setara dengan kamera DSLR semi-pro dan juga sangat ringkas dan ringan. Harganya pun tergolong masih terjangkau. Spesifikasi utama Sony A5100 24 MP APS-C sensor ISO 100-25600 Kecepatan foto berturut-turut 6 fps Shutter speed 30 detik – 1/4000 detik Dimensi 110 x 63 x 36 mm Berat 223 gram kamera saja, 399 dengan lensa kit 16-50mm dan baterai Wifi NFC Harga Rp juta termasuk dengan lensa 16-50mm f/ OSS Link Pembelian Bukalapak Shopee Lazada Ngomong-ngomong saat tulisan ini saya tulis Sony sedang promosi untuk yang memesan pre-order akan dapat potongan harga Rp dan bonus baterai, dua Apps salah satunya favorit saya dan voucher potongan harga untuk membeli lensa Sony. —– Jika ingin tau lebih banyak tentang A5100 dan mencobanya langsung, serta peluang mendapatkan kamera mirrorless ini secara gratis, hadirilah Acara minggu ini di Yogyakarta. Gratis tidak dipungut bayaran, tapi mendaftar terlebih dahulu dengan menghubungi no telp yang tercantum di poster dibawah ini. Yuk ikuti acara kupas tuntas lensa dan test drive lensa-lensa Sony E-mount – 4 Juli 2015. Daftar 0858 1318 3069 / infofotografi About the author Enche Tjin adalah pendiri Infofotografi, seorang fotografer, instruktur fotografi, penulis buku dan tour photography organizer. Saat ini, ia bertempat tinggal di Jakarta. Temui Enche di Instagram enchetjin
. 239 400 109 330 16 119 318 413
cara setting kamera sony a5100